rss

News Publik

About Me

My Photo
mustafa
maros || makassar || jogja, Indonesia
Smart and Calm
View my complete profile

Lomba blog Islami Mahasiswa Jogja

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketDalam rangka menyambut bulan Ramadhan 1428H maka selaku panitia Ramadhan di kampus (RDK) Jamaah Shalahuddin mengundang anda untuk ikut berpartisipasi dalam lomba blog islami ini.adapun Tema dari lomba blog ini adalah Jurnalistik Islam di Tangan Cyber


Tujuan lomba ini adalah:
1.menumbuhkan kreativitas mahasiswa di bidang desain grafis IT.
2.menumbuhkan semangat dakwah di dunia maya.
3. memperbanyak wacana islam.

Waktu lomba

Pelaksanaan lomba :13-28 september 2007

pengumuman lomba :29 september 2007

Kriteria Penilaian

  1. Peserta lomba adalah masyarakat umum dan mahasiswa muslim jogja
  2. Artikel sesuai dengan tema
  3. panjang tulisan tidak dibatasai
  4. hasil karya asli,jika mengutip dari artikel lain harus mencantumkan nama web atau pengarang dari artikel tsb.
  5. menggunakana bahasa indonesia.
  6. Tidak mengandung pornografi dan pornoaksi
  7. Tidak berafiliasi pada pernyataan tertentu.
  8. Setiap peserta wajib memasang Banner RDK dan JS

Penilaian

  1. Kesesuaian Tema
  2. Keterikatan isi artikel dangan bahasan yang di gunakan
  3. Oroginalitas
  4. Kreatifitas

untuk informasi lebih lengkap bisa menghubungi

  • Uul (085646479123)
  • Ida (081385207575)
  • Mustafa (085228983543)

atau bisa di Web kami http://www.js.ugm.ac.id/ atau di blog ini

Read More......

Batik Pasar Beringharjo


Kalau kota Solo terkenal dengan Pasar Klewer-nya, Jogja terkenal dengan Pasar Beringharjo. Pasar tradisional yang terletak di jalan Malioboro bagian selatan dan dekat dengan benteng Vredeburg ini merupakan salah satu ciri khas Jogja. Pasar ini sangat luas dan terdiri dari tiga lantai dengan masing-masing lantai dan tempat memiliki pos barang dagangan yang berbeda-beda. Kali ini Anda akan diajak untuk menjelajahinya dan mendapatkan berbagai barang yang Anda cari. Namun terlebih dulu siapkan diri untuk berdesakan dan menawar harga. Anda siap? Ayo...!!!!



Salah satu oleh-oleh yang banyak tersedia di Pasar Beringharjo adalah batik mengingat batik juga menjadi salah satu barang khas Jogja. Kalau dulu batik identik dengan hal-hal yang berbau tradisional sehingga lekat dengan adat Jawa dan orang tua, kini sudah menjadi salah satu tren untuk semua umur.

Koleksi batik di pasar ini cukup lengkap, baik untuk anak-anak, remaja, dan orangtua, semua tersedia dalam berbagai model, termasuk jika anda ingin membeli batik yang seragam untuk keluarga. Berbagai macam batik dapat ditemukan di sini, dari kain batik, jarit (kain batik untuk bawahan berbusana jawa), baju batik untuk resepsi atau acara resmi, daster batik, seprei batik, sampai dengan asesoris rumah dari batik.

Kios-kios yang ada di pasar Beringharjo ini menjual berbagai batik yang dibuat oleh para pengusaha kelas kecil dan menengah sehingga tidak banyak merek terkenal atau merek tertentu, meskipun ada beberapa. Jadi pasar ini tepat buat mereka yang tidak fanatik terhadap satu merek batik tertentu.

Jajaran kios batik ini terletak di bagian depan sayap kiri pasar dan bagian dalam setelah memasuki pintu utama sampai dengan 75 meter ke belakang. Banyak sekali kios-kios yang menjual berbagai hal berbau batik, jadi anda dapat berkunjung dari satu kios ke kios yang lain. Harganya pun sangat beragam, dari yang belasan ribu sampai puluhan ribu bisa ditemukan. Kunci untuk berbelanja di tempat ini adalah kepintaran untuk memilih barang dengan kualitas yang bagus dan kemampuan untuk menawar. Bukan tidak mungkin, barang yang didapatkan kualitasnya tidak terlalu bagus tetapi harganya cukup tinggi.

Terdapat dua pilihan Batik yang dijual di Pasar Beringharjo yaitu batik cetak dan batik tulis. Batik cetak adalah batik yang motifnya dicetak dengan mesin, sedangkan batik tulis motifnya dibuat asli perlahan-lahan dari tangan si pembuat dengan menggunakan bahan malam dan alat yang bernama canting. Untuk membedakannya, perhatikan bagian dalam dan luar kain batik yang akan dibeli. Jika bagian dalam dan luar tidak sama, yaitu bagian luar tercetak jauh lebih jelas, maka itu merupakan batik cetak, tetapi jika bagian dalam dan luar sama, itulah batik tulis. Karena rumitnya pembuatan, harga batik tulis relatif jauh lebih mahal.

Batik di Pasar Beringharjo dapat dibeli dalam jumlah yang besar karena selain wisatawan yang membeli oleh-oleh batik secukupnya, pasar ini merupakan pusat grosir penjual batik eceran di Jogja maupun luar Jogja. Sayangnya, pasar ini hanya buka sampai jam 5 sore.

Satu lagi yang perlu diingat, Pasar Beringharjo, seperti pasar-pasar lainnya adalah tempat umum yang rawan copet. Berhatilah-hatilah dengan barang berharga Anda, siapa tahu, ada copet yang sedang mengawasi. Siapkah Anda berbelanja batik?(titi)

artikel ini saya dapat di http://trulyjogja.com/
Read More......

Pantai Baron


Terletak di desa Kemadang, sekitar 23 km di selatan kota Wonosari, Pantai Baron dapat dianggap sebagai pintu masuk untuk mengunjungi pantai-pantai lain di sebelah timurnya. Tak hanya panorama yang dapat dinikmati, ikan segar juga diperdagangkan oleh nelayan di pantai itu.


Perjalanan menuju Pantai Baron merupakan perjalanan yang menarik bagi mereka yang jarang melakukan perjalanan di daerah pedesaan. Walau jalan berkelok-kelok, namun pemandangan yang ditawarkan cukup mempesona. Hutan jati dan perbukitan kapur yang dikenal orang sebagai Pegunungan Seribu mewarnai perjalanan selama 1,5 jam dari kota Jogja.

Pantai Baron juga merupakan pantai pangkalan nelayan. Karenanya banyak perahu nelayan yang dilabuhkan di pantai ini. Walau ombaknya agak besar, para pengunjung masih diperbolehkan untuk berenang sampai batas yang telah ditetapkan. Rentangan kawat yang dibentangkan di atas teluk itu adalah batasnya.

Di Pantai Baron terdapat muara sungai bawah tanah. Airnya tawar dan dapat digunakan untuk mandi gna menghilangkan rasa lengket di tubuh setelah bermain-main air laut. Selain itu, pengunjung Pantai Baron juga dapat menikmati berbagai macam makanan laut dengan harga yang cukup miring. Tak harus dimakan di lokasi, calon masakan seafood yang masih segar itu juga dapat dibawa pulang untuk dimasak di rumah atau oleh-oleh.

Setiap bulan Suro menurut tanggalan Jawa, para nelayan mengadakan acara Labuhan untuk berterima kasih atas hasil-hasil ikan yang mereka dapat. Acara ini biasanya dimeriahkan dengan berbagai atraksi kesenian tradisional, seperti wayang, reog, dan campursari.

Untuk fasilitas, Pantai Baron didukung oleh sarana yang cukup lengkap. Parkir yang luas, restoran, hotel, hingga tempat memancing ada di Pantai Baron. Sehingga tak perlu membawa perlengkapan yang berlebih bila berkunjung ke pantai ini.(ind)

(foto: http://www.blogger.com/www.warintekjogja.com)
artikel ini saya ambil di http://trulyjogja.com/
Read More......

Pesona Tebing Karang di Pantai Siung, Tak Hanya Sekedar Pasir dan Laut


Bukan hanya Pulau Bali yang memiliki jejeran pantai berpasir putih, Propinsi D.I. Yogyakarta pun memiliki jejeran pantai indah berpasir putih di sepanjang pesisir pantai selatan Kabupaten Gunung Kidul. Salah satu pantai berpasir putih yang pantas dijadikan sebagai referensi adalah Pantai Siung yang tepatnya terletak di Dusun Duwet, Desa Purwodadi, Tepus, Gunung Kidul, DIY. Pantai dengan tebing karang tinggi ini wajar bila lantas menjadi pantai favorit. Selain keindahannya, pantai ini didukung oleh suasananya yang tenang. Maklum saja, karena bukan objek wisata utama, seperti Baron, Sundak atau pantai Kukup, Pantai Siung memang cenderung lebih senyap. Letaknya yang harus ditempuh perjalanan selama 2,5 jam dari Jogja dengan kendaraan bermotor mungkin juga penyebab sedikitnya wisatawan yang mampir ke daerah ini. Hal itulah yang akhirnya semakin menggugah hasrat trulyjogja.com untuk mengisi suatu weekend dengan camping hura-hura di sana. Membayangkan memiliki pantai indah itu sendirian sepanjang malam.


Sepanjang perjalanan menuju Pantai Siung kami sudah dimanja dengan hamparan bukit bertanah merah dengan pepohonan jati yang meranggas karena kemarau panjang. Namun sebenarnya di musim hujan, daerah ini akan tampak jauh lebih hijau. Di sinilah nilai lebih kabupaten Gunung Kidul, walaupun terkenal sebagai daerah tandus dengan musim keringnya yang panjang namun tidak lantas menjadikan kawasan ini tanpa daya tarik. Setelah menempuh perjalanan selama hampir dua setengah jam melewati berbagai tanjakan dan kelokan, akhirnya hamparan pantai berpasir putih pun terlihat.

Begitu memasuki area parkir, para pengunjung akan langsung disambut oleh tebing dan karang yang tinggi. Berbeda dengan pantai lain di Jogja, suguhan Pantai Siung tak hanya berupa pasir putih dan air laut yang tenang. Jajaran tebing-tebing yang mengelilingi pantai layak untuk ditaklukkan. Dengan sedikit mendaki, pemandangan yang didapat akan meninggalkan kesan tersendiri. Bahkan terdapat sebuah tempat yang tersembunyi di balik tebing-tebing, dengan hamparan rumput yang lumayan luas dan sebuah gazebo tradisional. Laut yang luas dengan bingkai tebing pun menjadi latar belakang pemandangan di sana.

Pesona tebing karang yang ditawarkan oleh Pantai Siung inilah yang akhirnya menobatkan objek wisata pantai Siung sebagai kawasan wisata minat khusus panjat tebing, yang diidentifikasikan secara simbolik dengan rumah panggung bernama Pondok Pemanjat, tempat khusus bagi para pemanjat yang ingin menjajal kemampuannya di sini. Selain fasilitas untuk para pemanjat, tersedia pula Ground Camp bagi pencinta kegiatan berkemah. Pantai Siung memang tempat yang tepat untuk bersenang-senang dengan alam.


Tapi jika Anda seseorang yang sangat gemar bermain air dan berlarian mengejar ombak di pinggir pantai pasir, jangan terlalu berharap banyak dari pantai ini. Sepanjang pinggir pantai tidak dibingkai oleh pasir putih nan halus melainkan karang dan bebatuan laut yang kurang bersahabat dengan telapak kaki kita. Solusinya, jangan lepaskan sandal Anda. Namun justru karang-karang inilah yang mengamankan Pantai Siung dari terjangan langsung ombak besar, yang mungkin menyeret para penggemar air yang nekat. Karang-karang tersebut berfungsi sebagai pemecah gelombang alami. Seorang teman yang juga gemar mengajak keluarganya bersahabat dengan alam menyatakan kesannya tentang Pantai ini "Dulu Pantai Siung jauh lebih indah, ketika pertama kali diresmikan, ikan-ikan terlihat berenang bebas di lautan bahkan dari jarak yang cukup dekat. Namun walaupun begitu, pantai Siung memang menarik dan memiliki magnet kuat untuk menarik kita kembali lagi."

Melihat jauhnya perjalanan menuju ke Pantai Siung, tak ayal banyak yang memilih untuk berkemah di lokasi ini dibandingkan harus berangkat dan pulang dalam satu hari. Dengan berkemah, mereka juga mendapat banyak kegiatan tambahan. Mulai dari melihat sun set, moon rise, hingga berburu gurita di malam hari dengan bantuan obor. (dee)
artikel ini saya ambil di http://trulyjogja.com/
Read More......

Waroeng Steak, Diversifikasi Protein Hewani Bagi Mahasiswa Jogja


Tahun-tahun awal hidup di Jogja, saya nyaris tak pernah makan daging sapi. Seperti kebanyakan pelajar lainnya yang sedang numpang menuntut ilmu di Kota Gudeg, kebutuhan protein hewani kami terpenuhi melalui suplai ayam dan lele yang berlimpah dan super ekonomis. Hidangan daging sapi dipastikan tidak akan ditemukan di warung-warung makan mahasiswa. Kalau mau, ya beli rendang di Warung Padang. Sekali-sekalinya mencicipi daging adalah ketika seorang teman mentraktir makan steak di sebuah restoran yang membuat saya bersyukur karena tak harus bayar sendiri.


Tapi sekitar tahun kedua menjadi anak kampus, berhembus gosip santer soal tempat makan steak daging sapi yang murah dan nggak bakal mengagetkan mahasiswa. Untuk membuktikan isu nyam-nyam tersebut, saya bergabung dalam tim pencari fakta dan menyambangi tempat makan baru yang namanya Waroeng Steak itu. Di sana kami menemukan, atau tepatnya tidak menemukan . . . tempat parkir. Motor-motor berplat aneka rupa perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia luber sampai ke jalan-jalan! Setelah main selip dibantu tukang parkir, kami masuk dan lagi-lagi tak menemukan tempat parkir, kali ini untuk badan. Urusan tempat makan jelas tidak bisa diselesaikan dengan solusi main selip seperti di parkiran. Setelah menunggu sejenak akhirnya kami berhasil mengklaim posisi dan membuka daftar menu.

Ya ampun, ternyata gosip soal harga yang nggak bakal mengagetkan itu bohong besar! Siapa coba yang nggak kaget kalo melihat satu porsi sirloin steak cuma dibandrol 4.500 perak! Bahkan mahasiswa paling pelit dan penuh perhitungan pun dijamin tersurprise-surprise melihat kenyataan itu.

Itu memang cuma kenangan manis beberapa tahun lalu. Sekarang mungkin cuma minum yang bisa didapat dengan duit segitu. Tapi meskipun untuk saat ini harga steak khas Waroeng telah bercokol di kisaran 7000 perak ke atas (yang untuk mahasiswa Jogja masuk kelas agak mahal), ternyata Waroeng Steak masih menyimpan masalah yang sama : susah cari kursi, terutama di waktu makan siang dan makan malam! Untuk mencegah pertarungan berdarah memperebutan kursi, terkadang pengunjung malah harus mengambil nomor antrian terlebih dulu.

Biasanya masyarakat Jogja itu sensitif sekali masalah harga lho, mahal dikit . . . mending nggak usah. Tapi nampaknya Waroeng Steak sudah berhasil menjebak dan membuat kecanduan ribuan warga Jogja sehingga situasi yang penuh sesak tetap dapat bertahan meskipun harga bertambah. Kalau menurut saya sih rahasianya terletak pada steaknya yang khas dan orisinil.

Saya biasanya pesan steak porsi dobel (sirloin) atau kalau lagi ingin variasi, pesan menu Steak Waroeng yang merupakan perpaduan daging sapi, ayam dan udang dalam satu hot plate. Asal tahu saja, steak khas Waroeng memang tidak mirip dengan steak pada umumnya. Pertama ketemu steak sebesar telapak tangan yang lebih mirip daging goreng balut tepung ini (dahulu kala, bersama tim pencari fakta), saya langsung memendam prasangka buruk, "Ini pasti cuma daging-dagingan ditutup-tutupin sama tepung biar keliatan gede . . . pantes murah!". Tapi pikiran negatif itu tak bertahan lama setelah potongan pertama masuk ke dalam mulut.

Dagingnya asli dan empuk! Selimut tepungnya pun ternyata bukan sekedar akal-akalan untuk menekan harga agar tetap ekonomis. Lapisan tepung yang renyah ini berpadu dengan brown sauce dari kaldu daging yang kental dan gurih menciptakan paduan sensasional tersendiri yang membuat dagingnya jadi lebih nikmat ketika disantap. Selain steak yang diaransemen ulang ini, steak versi beneran dari Waroeng juga ada, berupa daging sapi goreng disiram brown sauce yang nyam-nyam itu. Black pepper-nya pun cukup berhasil memunculkan sensasi rasa panas yang nikmat. Diakhiri dengan segelas es jeruk yang amat menyegarkan, santapan kali itu . . . lezat!

Tak heran, pengunjungnya selalu berjubel. Bahkan Waroeng Steak hingga sering kehabisan stock daging. Selain daging sapi, Waroeng Steak juga menawarkan pilihan daging lain mulai dari ayam sampai cumi dan udang dari kelas seafood. Jadi, jangan takut mencoba versi manapun yang Anda suka. Rasanya yang orisinil bisa membuat Anda ketagihan.

Waroeng Steak yang asli Jogja ini memang sakti mandraguna! Sampai sekarang sudah ada 30 cabangnya yang tersebar di kota-kota besar Jawa dan Sumatera. Di Jogja sendiri ada lima cabang. Luar Biasa!


Waroeng Steak, Steaknya Orang Jogja

Mau makan enak tapi murah? Kota Pelajar Jogja adalah sarangnya. Salah satu favorit kaum muda Jogja yang dinamis dan kreatif adalah resto dengan steak istimewa sebagai menu andalan, Waroeng Steak. Bila mendengar kata 'steak', pikiran sebagian kita segera melayang ke restoran mewah dengan tarif per porsinya yang tidak manusiawi bagi kalangan muda. Namun Waroeng Steak, pelopor steak nikmat khas Jogja, terbukti berhasil menepiskan citra steak sebagai makanan mewah yang tak terjangkau. Di Waroeng Steak, semua orang bisa menyantap steak nikmat dengan harga yang ekonomis dan bersahabat.

Resto unik yang baru beberapa tahun lahir ini telah memiliki lima cabang di DIY. Waroeng steak buka dari pukul 12.00 hingga 22.00 setiap harinya (Jumat buka pukul 13.00). Penataan interiornya sederhana namun tetap mengedepankan atmosfer yang trendy dan nyaman bagi kaum muda. Waroeng Steak menawarkan berbagai pilihan hidangan steak istimewa dari daging sapi, ayam, ikan dan udang, dan juga aneka minuman seperti milkshake dan juice buah-buahan.

Yang menjadi favorit para pengunjung adalah steak khas Waroeng yang merupakan hasil kreasi unik yang sangat sesuai dengan selera kaum muda. Bila ingin merasakan semuanya, paling cocok jika Anda memesan menu Waroeng Steak, yang merupakan perpaduan dari daging ayam, udang dan sapi. Daging pilihan tersebut digoreng dengan balutan tepung yang renyah yang tidak akan Anda temui di tempat lain. Selain dagingnya yang super lezat, steak khas Waroeng selalu disajikan dalam hot plate dengan disiram Brown Sauce, saus coklat kental dari kaldu daging nan gurih dengan keharuman rempah-rempah yang sangat menggoda.

Selain steak khas Waroeng yang berbalut tepung tadi, Anda juga bisa menikmati steak daging tanpa tepung yang tak kalah enaknya. Dagingnya yang terpilih dengan paduan Brown Sauce yang istimewa membuat pengalaman makan steak di Waroeng menjadi tak terlupakan dan adiktif.

Selain lima cabang di DIY, Waroeng Steak juga mempunyai banyak cabang di berbagai daerah Indonesia seperti Bandung, Jakarta, Solo, Purwokerto, Malang, Semarang, Pekanbaru, bahkan Medan. Seperti di Jogja, Waroeng Steak di berbagai daerah Indonesia itu juga segera merebut perhatian masyarakat. Rupanya cita-cita Waroeng Steak untuk memasyarakatkan steak enak tanpa perlu keluar biaya berlebih didukung penuh oleh masyarakat Indonesia. (ang)

Cabang - cabnag Waroeng Steak di DIY:
- Jl. Cendrawasih 30, Demangan
- Jl. Colombo 22, Samirono
- Jl. Taman Siswa 83
- Jl. HOS Cokroaminoto 49
- Jl. Kaliurang Km 5,5 no. 53

artikel ini saya dapat di http://trulyjogja.com/index.php?action=news.detail&cat_id=2&news_id=1119
Read More......

Pantai Drini, dari Pilar Yunani ke Permadani Hijau


Siapa yang bilang jika Jogja hanya berisi Kraton dan Jalan Malioboro? Daerah istimewa yang populer dengan gudegnya ini sesungguhnya memiliki begitu banyak daerah wisata yang menarik dan memiliki nilai keindahan tersendiri. Selain kawasan wisata budaya, Jogja juga memiliki wisata alam yang menarik untuk terus ditelusuri. Salah satunya adalah hamparan pantai pasir putih yang terdapat di kabupaten Gunung Kidul. Mulai dari pantai Sepanjang, Kukup, Krakal, Siung, dan masih banyak lagi yang lain. Kali ini kita akan berwisata bersama ke salah satu pantai di kabupaten tanah merah ini, Pantai Drini.



Setelah menempuh perjalanan selama 2 jam dari kota Jogja, begitu tiba di Pantai Drini bersiaplah karena Anda akan disambut dengan bau khas salah satu penghuni pantai. Maklum saja karena pantai drini merupakan salah satu kawasan penangkapan ikan. Kapal-kapal yang sengaja diparkir berjejer di sepanjang pantai memang mampu mengecoh kita akan keindahan sesungguhnya. Maka lupakan sejenak bau-bauan tersebut dan mulai melangkah lebih jauh lagi menuju pinggir pantai. Saat itu mungkin Anda baru menyadari sisi menarik dari pantai ini.

Pinggiran pantai yang tertutup karang memiliki permadani hijau rumput laut yang halus menggelitik telapak kaki dan ikan kecil yang tampak berenang kesana kemari. Cukup menyenangkan untuk menjelajahinya, dengan catatan Anda bukan seorang aktivis yang sangat menjaga biota laut. Karena mungkin Anda tidak akan tega menginjak rumput dan beragam biota laut lain didalamnya. Salah seorang teman bahkan berhasil menemukan kelabang laut yang kemudian mendapat julukan 'kelabang cinta'. Entah apa maksudnya.

Oya, jika Anda tertarik pula untuk melakukan perjalanan wisata ke Drini jangan lupakan untuk mendaki bukit. Dengan sedikit usaha, Anda akan menemukan bangunan mirip pilar-pilar Yunani di sana. Memang bukan pilar yang sesungguhnya, karena tipisnya setiap pilar, namun semua kembali pada imajinasi Anda. Keuntungan lain yang bisa dapatkan dari mendaki bukit tentu saja adalah pemandangan indah pantai dengan beberapa kapal nelayan yang pulang berlayar. Jika Anda salah satu warga Indonesia yang melindungi diri dari sengatan panas sinar matahari maka ada baiknya jika menyesuaikan waktu bepergian agar dapat tiba di pantai ketika matahari mulai meredup. Sekalian menunggu sunset, misalnya.

Menjelang sore kami sempat menyimak beberapa aktivitas yang dilakukan penduduk di perkampungan sekitar pantai. Selain berlayar rupanya mereka juga memanen rumput laut. Rasa penasaran langsung menyergap, kira-kira untuk apa ya? Melalui percakapan dengan beberapa nelayan yang baru saja menepi, baru ketahuan kalau rumput laut tersebut merupakan pesanan dari perusahaan kosmetik. Wow… bukan tidak mungkin jika kosmetik yang kita gunakan sehari-hari mengandung khasiat rumput laut pantai Drini. Bukan produk negara lain.

Para nelayan ini biasa berangkat pagi-pagi sekali dan pulang sore hari. "Kalau sore begini kebanyakan pulang ke rumah masing-masing, Mbak. Rumah-rumah di sini cuma jadi tempat singgah saja, buat istirahat. Kalaupun ada yang menginap cuma beberapa, kebanyakan tetap memilih pulang ke rumahnya di desa-desa sekitar," ungkap salah seorang nelayan. Padahal sempat terpikir jika di sini merupakan sebuah perkampungan nelayan dengan rumah tinggal tetap. Bagaimana, tertarik untuk membuktikan cerita trulyjogja.com? (dee)
arikel ini ane dapat di http://trulyjogja.com/index.php?action=news.detail&cat_id=1&news_id=1050
Read More......

Berburu Barang Antik di Pasar Beringharjo, Dari Lampu Monalisa Sampai Koin Tailling


Taukah Anda, bahwa di kota Jogja banyak sekali tempat wisata yang menawarkan daya tarik serta keunggulannya? Di kawasan Malioboro ini contohnya, Anda bisa berwisata sembari berbelanja. Ada satu tempat di kawasan Maliboro yang menjual berbagai macam barang antik, yaitu di Pasar Bringharjo. Nah, bagi Anda yang hobi dan gemar mengoleksi barang antik, jangan ketinggalan untuk mampir ke pasar ini.




Anda akan menemukan banyak keunikan barang antik peninggalan zaman kuno di sana. Harganya pun tidak mahal, asal pandai menawar maka Anda akan mendapatkan barang dengan harga yang sesuai. Tak hanya barang-barangnya saja yang unik dan antik, namun tempat mereka berjualan pun cukup unik. Para pedagang barang antik ini berjualan di sepanjang gang utara Pasar Beringhardjo hanya dengan bermodal gerobak kayu atau bahkan hanya meja kayu saja.

Para penjual ini menawarkan beraneka ragam barang-barang antik. Mulai dari lampu antik monalisa, 'bedil' atau pistol abad XIV, lonceng antik, perangkat rumah tangga zaman Belanda, hiasan dinding ala Victorian, Uang rupiah zaman kuno, hingga koin kuno tailling.

Barang-barang antik yang dijual di sana bukan berarti hanya sekedar untuk pajangan saja, namun barang-barang itu masih bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Tentu saja terkecuali untuk uang dan koin kuno. Bagaimana, masih penasaran? Masukkan saja Pasar Beringharjo dalam agenda berkeliling Anda. Selamat berwisata di Jogja dan berburu barang antik! (put)
artikel ini saya dapa t di http://trulyjogja.com/index.php?action=news.detail&cat_id=1&news_id=1164
Read More......

Berwisata di Museum Batik Yogyakarta, Pelajari Warisan Budaya




Jogja tidak hanya terkenal dengan gudeg. Ada lagi kekhasan lain yang dimiliki kota pelajar ini. Tak lain tak bukan adalah batik. Sampai saat ini peninggalan budaya ini masih coba dipertahankan dengan berbagai macam cara. Salah satunya dengan menyimpan dalam sebuah museum, yaitu Museum Batik Yogyakarta.


Lokasinya yang cukup dengan pusat kota, di Jl. DR. Sutomo 13-A, Jogja, memberikan kemudahan bagi para pelancong untuk dapat menjangkau obyek wisata ini. Setiap harinya, museum ini buka dari hari Senin sampai dengan Sabtu, mulai dari pukul 09.00 - 12.00 WIB dan pukul 13.00 - 15.00 WIB. Sedangkan hari Minggu dan hari besar lainnya, Museum Batik Yogyakarta ikut libur.

Sejak pertama kali didirikan, museum ini ingin berusaha melestarikan salah satu seni budaya dalam hal pengelolaan tradisi berpakaian. Selain itu Museum Batik Yogyakarta ingin memberikan gambaran kepada generasi saat ini dan yang akan datang tentang seni budaya bernilai tinggi yang dimiliki bangsa Indonesia, khususnya dalam hal seni budaya batik.

Berdiri sejak 12 Mei 1979, Museum Batik Yogyakarta merupakan salah satu museum batik yang mempunyai koleksi terlengkap dari berbagai daerah, Jogja, Solo, hingga Pesisir. Mulai koleksi batik yang berumur sangat tua sampai batik yang pembuatannya diolah secara modern.

Beberapa koleksinya adalah Kain Panjang Soga Jawa (1950-1960), Kain Panjang Soga Ergan Lama (th tidak tercatat). Sarung Isen-isen Antik (1880-1890), Sarung Isen-isen Antik (kelengan) (1880-1890) dan Sarung Panjang Soga Jawa (1920-1930). Ada yang unik, semua koleksi yang ada dalam museum ini merupakan koleksi yang dimiliki oleh keluarga pendiri Museum Batik Yogyakarta.

Walau museum ini memang hampir seluruh koleksinya di dominasi oleh koleksi batik, namun ternyata Museum Batik Yogyakarta juga menyimpan koleksi lain yang tak kalah menarik. Koleksi lain itu adalah sulaman. Biasanya sulaman itu bergambar pahlawan nasional serta pahlawan internasional. Meski koleksinya tak sebanyak koleksi batik, koleksi sulaman tetap menarik juga untuk diamati.

Di Museum Batik Yogyakarta, ada penawaran menarik lainnya bagi pengunjung. Mereka yang ingin belajar membatik bisa mewujudkan keinginannya itu. Pihak museum menyediakan jasa untuk kursus membatik. Per paket dikenai biaya Rp 250.000,- untuk 5 kali pertemuan. Sedangkan untuk per jamnya dikenakan biaya Rp 25.000,-. Enaknya lagi, jadwal kursus bisa disesuaikan oleh keinginan pengunjung, asal menurut jam kerja dari museum ini.

Selain itu, bagi pengunjung yang ingin tertarik untuk memiliki beberapa koleksi yang ada di museum ini. Disediakan pula beberapa koleksi yang siap dibawa pulang. Untuk melihat keselurahan koleksi, pengunjung dikenakan tarif sebesar Rp 15.000,-. Bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke Jogja, atau masyarakat Jogja sendiri, museum ini bisa menjadi alternatif untuk berlibur. Menyenangkan bukan, melancong sekaligus memperoleh pengetahuan baru. Selamat berkunjung!
artikel ini saya ambil di http://trulyjogja.com/index.php?action=news.cat&cat_id=1


Read More......

Berwisata Ke Bangunan Bersejarah

Rumah-rumah kuno dan bangunan sejarah tak hanya dapat ditemui di Kotagede atau di gedung-gedung pemerintahan. Di kecamatan turi juga terdapat bangunan kuno bersejarah yang usianya 172 tahun dan menjadi daya tarik utama Desa Wiata Kampoeng Sedjarah Kelor.

Di Desa Wisata Kampoeng Sedjarah Kelor, Bangunkerto, Turi, Sleman, terdapat bangunan kuno yang dibangun tahun 1835. Hingga kini kondisi rumah tersebut masih kokoh dan bagus walaupun belum pernah sekalipun direnovasi. Rumah joglo tersebut dibangun oleh kromowijoyo yang masih keturunan ke-8 Sultan Hadiwijaya dari Kerjaan Pajang. Kromowijoyo merupakan bekel atau kepala desa di jaman pemerintahan Belanda. Kini rumah tersebut diwarisi oleh sosro pranoto generasi ketiga dari Kromowijoyo.



Selain kuno, rumah joglo ini juga bersejarah, karena pernah menjadi markas tentara pelajar. Rumah joglo ini terdiri dari bangunan pendopo, pringgitan, dalem wingking, dapur dan gudang. Di bagian pendopo, sokoguru dari kayu nangka masih utuh. Di bagian atasnya terdapat brunjung yang dulunya digunakan menyimpan barang-barang berharga. Di belakang pendopo terdapat pringgitan tempat menggelar wayang kulit. Di belakang pringgitan terdapat ruang dalem wingking. Di ruangan inilah tentara pelajar merencanakan serangan terhadap Belanda di Yogyakarta.

Baik meja, kursi, tempat tidur, seting ruangan maupun peralatan makan yang tersimpan dalam ruangan ini masih asli. Sementara dapur terdapat di samping belakang bangunan. Rumah ini juga mempunyai bangunan yang dulunya dipergunakan untuk gudang bahan makanan dan gudang senjata.

Menurut penggangas Desa Wisata Kampoeng Sedjarah Kelor, Sumadi rumah joglo ini memberi berkah dan bermuatan mistis.
Selain rumah joglo Desa Wisata Kampoeng Sedjarah Kelor, memiliki berbagai potensi lainnya seperti perkebunan salak, kolam ikan, wisata jelajah sungai bedhog, serta kesenian dan makanan khas Dusun Kelor.

artikel ini saya ambil di

Read More......

SURAT-SURAT MAKKIYAH DAN MADANIYAH

Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
http://www.almanhaj.or.id/content/2197/slash/0

Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam
secara berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun, sebagian besar
waktu
Rasulullah dihabiskan di Makkah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Artinya : Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan
berangsur-angsur
agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami
menurunkannya
bagian demi bagian” [Al-Israa : 106]



Oleh karena itu para ulama rahimahullahu membagi Al-Qur’an menjadi
dua
bagian : Makkiyah dan Madaniyah.

Makkiyah adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhamamd Shallallahu
‘alaihi wa sallam sebelum berhijrah ke Madinah.

Madaniyah adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu

‘alaihi wa sallam setelah berhijrah ke Madinah.

Dengan dasar ini, maka firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Artinya : Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah
Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agama
bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja
berbuat
dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
[Al-Ma’idah :
3]

Termasuk ayat Madaniyah walaupun diturunkan kepada Nabi Shallallahu
‘alaihi
wa sallam pada haji Wada’ di Arafah.

Dalam kitab Shahih Bukhari [1] diriwayatkan dari Umar Radhiyallahu
‘anhu
bahwasanya dia mengatakan : “Kami tahu hari itu dan tempat wahyu
tersebut
turun kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wahyu tersebut turun

sementara Rasulullah sedang berdiri berkhutbah hari Jum’at di padang
Arafah”.

PERBEDAAN ANTARA AYAT-AYAT MAKKIYAH DAN AYAT-AYAT MADANIYAH DILIHAT
DARI
KONTEKS KALIMAT DAN KANDUNGAN

[a]. Perbedaan Pada Konteks Kalimat.
1. Kebanyakan ayat-ayat Makiyyah memakai konteks kalimat tegas dan
lugas
karena kebanyakan obyek yang didakwahi menolak dan berpaling, maka
hanya
cocok mempergunakan konteks kalimat yang tegas. Baca surat
Al-Muddatstsir
dan surat Al-Qamar.

Sedangkan ayat-ayat Madaniyah kebanyakan mempergunakan konteks kalimat
yang
lunak karena kebanyakan obyek yang didakwahi menerima dan taat. Baca
surat
Al-Maa’idah.

2. Kebanyakan ayat-ayat Makkiyah adalah ayat-ayat pendek dan
argumentatif,
karena kebanyakan obyek yang didakwahi mengingkari, sehingga konteks
ayatpun
mengikuti kondisi yang berlaku. Baca surat Ath-Thuur.

Sedangkan ayat-ayat Madaniyah kebanyakan adalah ayat-ayat pendek,
penjelasan
tentang hukum-hukum dan tidak argumentatif, karena disesuaikan dengan
kondisi obyek yang didakwahi. Baca ayat tentang hutang-piutang dalam
surat
Al-Baqarah.

[b]. Perbedaan Pada Materi Pembahasan
1. Kebanyakan ayat-ayat Makkiyah berisikan penetapan tauhid dan aqidah
yang
benar, khususnya yang berkaitan dengan Tauhid Uluhiyah dan iman kepada
hari
kebangkitan ; karena kebanyakan obyek yang didakwahi mengingkari hal
itu.

Sedangkan ayat-ayat Madaniyah kebanyakan berisikan perincian masalah
ibadah
dan muamalah, karena obyek yang didakwahi sudah memiliki Tauhid dan
aqidah
yang benar sehingga mereka membutuhkan perincian ibadah dan muamalah.

2. Penjelasan secara rinci tentang jihad berserta hukum-hukumnya dan
kaum
munafik beserta segala permasalahannya karena memang kondisinya
menuntut
demikian. Hal itu ketika disyariatkannya jihad dan timbulnya
kemunafikan,
berbeda halnya dengan ayatayat Makkiyah.

MANFAAT MENGETAHUI PEMBAGIAN MAKKIYAH DAN MADANIYAH
Pengetahuan tentang Makkiyah dan Madaniyah adalah bagian dari ilmu-ilmu

Al-Qur’an yang sangat penting. Hal itu karena pada pengetahuan
tersebut
memiliki beberapa manfaat, di antaranya.

1. Nampak jelas sastra Al-Qur’an pada puncak keindahannya, yaitu
ketika
setiap kaum diajak berdialog yang sesuai dengan keadaan obyek yang
didakwahi
; dari ketegasan, kelugasan, kelunakan dan kemudahan.

2. Nampak jelas puncak tertinggi dari hikmah pensyariatan diturunkannya

secara berangsur-angsur sesuai dengan prioritas terpenting kondisi
obyek
yang di dakwahi serta kesiapan mereka dalam menerima dan taat.

3. Pendidikan dan pengajaran bagi para muballigh serta pengarahan
mereka
untuk mengikuti kandungan dan konteks Al-Qur’an dalam berdakwah,
yaitu
dengan mendahulukan yang terpenting di antara yang penting serta
menggunakan
ketegasan dan kelunakan pada tempatnya masing-masing

4. Membedakan antara nasikh dan mansukh ketika terdapat dua buah ayat
Makkiyah dan Madaniyah, maka lengkaplah syarat-syarat nasakh karena
ayat
Madaniyah adalah sebagai nasikh (penghapus) ayat Makkiyah disebabkan
ayat
Madaniyah turun setelah ayat Makkiyah.

[Disalin dari kitab Ushuulun Fie At-Tafsir edisi Indonesia Belajar
Mudah
Ilmu Tafsir oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Penerbit
Pustaka
As-Sunnah, Penerjemah Farid Qurusy]
__________
Foote Note
[1]. Diriwayatkan oleh Bukhari, Kitab Al-Iman, Bab ; Ziyaadatul Iman Wa

Nuqshaanuhu (Bertambah dan berkurangnya keimanan), hadits nomor 45,
Muslim,
Kitab At-Tafsir, Bab Fii Tafsiri Aayaatin Mutafarriqah, hadits nomor
3015





Read More......