rss

News Publik

About Me

My Photo
mustafa
maros || makassar || jogja, Indonesia
Smart and Calm
View my complete profile

EKSISTENSI DAN ESENSI MANUSIA

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main saja (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami.” (Q.S.Al.minuun (23) : 115)
“Barang siapa yang mengenaal dirinya,maka dia bias mengenal Tuhannya.” (Al Hadist)

Pernahkah anda bayangkan bayi yang lahir pada zaman sekarang, ia tumbuh menjadi anak-anak, kemudian remaja. Suatu hari ia mulai mengerti bahwa ia sudah menjadi penghuni bumi ini adalah suatu yang pasti dan tidak dapat dielakkan. Kemudian harus menjalani kehidupan yang tidak pernah dimengerti dan dihadapkan pada kondisi yang penuh dengan problema hidup, dan menjadi masahal bagi dirinya. Ini bukanlah paksaan, hal ini sudah menjadi ketetapan bahwa ia harus ada, dan ada yang menjalani kehidupan apa adanya mengikuti keadaan zaman seperti busa di lautan. Hal ini terjadi karena manusia tidak menyadari bahwa keberadaannya di bunia bukan kehendak kuasanya sendiri, dan adapula yang menyadari tetapui mereka bersikap sombong dan bertindak menurut keinginannya sendiri. Seolah-olah ia berkata “ ini hidup saya, saya yang menjalani hidup dan saya bias berbuat apapun dalam hidup saya.”
Padaahal kalau ia sadar ketika ia terlahir ke dunia, dia tidak membawa apa-apa yang pantas untuk dibanggakan, daan juga terlahir sebagai makhluk yang tidak berdaya, tak mampu berbuat sebagai bekal hidupnya. Dengan akalnya ia akan mampu memenuhi kebutuhan hidup bahkan lebih jauh lagi mampu menguasai dunia. Tetapi karena hanya menyadari hidup hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga dia hanya sadar akan eksistensinya dan berusaha mempertahankan ekistensi itu, tetapi di sisi lain ia lupa akan esensi dirinya.
Untuk manusia yang berpikir serius dalam menjalani hidup. Ia tidak akan hanya memikirkan eksistensinya saja tapi juga akan memikirkan apa sebenarnya esensi dirinya ? sejalan dengan latar belakang pengetahuan dan kehidupan yang berbeda, maka cara pandang dan untuk menemukan essensi dirinya pun berbeda sesuai bidang ilmu yang ditekuninya. Contoh: seseoraang menekuni bidang biologi maka dalam menemukan essensi dirinya manusia, bahwa manusia terdiri dari tangan, kaki, kepala, otak, dan organ tubuh lainnya, dimana jika salah satu organ tubuh itu rusak maka manusia itu sakit, dan jika kerusakannya bertambah parah manusia akan mati, sehingga dalam hidupnya hanya memikirkan bagaimana agar tubuhnya tetap sehat yang akhirnya hidupnya hanya untuk memenuhi kebutuhan jasadnya sendiri atau untuk mempertahankan eksistensinya, begitu pula individu-individu yang berlatarbelakang pengetahuan yang berbeda seperti filsafat, sosiologi/antropologi, psikologi, dan lain sebagainya, mereka akan menemukan essensi manusia yang berbeda pula yang pada akhirnya hanya sebatas mempertahankan eksistensinya yang semu.

Mengapa pada akhirnya mereka hanya akan berusaha mempertahankan eksistensinya yang semu saja tanpa menemukan essensinya? Karena dalam proses mememukan essensi dirinya, mereka hanya menggunakan pancaindra (khissi) dan akal pikiran saja (aqli). Sebenarnya dalam menemukan essensi manusia jika kita berpikir dengan akal sehat, dapat diwakili dengan pertanyaan-pertanyaan yang menghantarkan kita untuk menemukan essensi manusia yang seutuhnya, yaitu :
1. Siapa aku ini ?
2. Darimana aku ini ?
3. Sedang dimana dan mau apa aku ini ?
4. Tujuan dan akhir hidup aku ini apa ?
Seluruh pertanyaan diatas akan kita coba jawab dengan kita mengetahui proses penciptaan manusia, tujuan, fungsi, peran manusia, dan akhir hidup mkanusia.

Perjalanan manusia

Dari pertanyaan-pertanyaan diatas akan melahirkan suatu kesadaran bahwa kita ini dulunya tidak ada, maka ada yang mengadakan, dan akhirnya akan timbul pengakuan akan adanya suatu dzat yang maha kuasa dan mengetahui essensi keberadaan manusia di muka bumi. Dzat yang maha kuasa itulah yang dikenal dengan nama Allah.
Pada dasarnya semua makhluk melalui proses penciptaan, dimana proses penciptaan manusia ada 2 tipe proses :

a. Proses Azali
Proses azali adalah proses kejadian penciptaan yang terjadi tanpa hokum sebab akibat yang lazim dan alami. Proses penciptaan manusia yang melalui proses azali adalah Nabi Adam, Siti Hawa, dan Nabi Isa as.

b. Proses Alami
Proses alami adalah proses kejadian penciptaan yang mempunyai sifat alamiyu (sesuai dengan hokum alam) dan zamaniyu (berjalan tahap demi tahap dalam kurun waktu tertentu). Dalam prosesnya dibahas pada kronologis perjalanan manusia
Kemudian dari perwujudan kasih saying-Nya diturunkan kitab SUCI yang menjelaskan keberadaan manusia di muka bumi. Kitab Suci yang ada sekarang hanya Al-Quran yang masih terjaga dan terpelihara “ sesungguhnya kamilah yang meenurunkan adz-Dzikru (Al-Quran) dan sesungguhnya kamilah yang akan menjaganya.” (Q.S. Al-Hijr 15:9) maka hanya dibimbing dengan Al-Quran kita dapat menemukaan essensi manusia.
Pertanyaan-pertanyaan mendasar bias terjawab jika kita mengetahui dan memahami serta meyakini bahwa seluruh manusia mengalami tahapan hidup.
Secara umum perjalanan hidup manusia berasal dari MATI lalu diHIDUPkan kemudian diMATIkan lalu diHIDUPKAN kembali dan dikembalikan kepada Allah seperti yang di ungkap dalam Al-Quran.

“mengapa kamu kafir kepaada Allah, padahal kalian asalnya mati, lalu allah menghidupkan kemudian kalian dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali kemudian kepada-Nyalah kalian dikembalikan.” (Q.S. Al Baqarah 2:28)

MATI -- HIDUP (1) -- MATI -- HIDUP (2)

Kita sadar, kitaa tahu, kita yakin bahwa sekarang berada pada HIDUP 1. Pada hidup 1 kita sadar bahwa hanya sementara atau kita tidak yakin bahwa kita akan MATI ? misalkan kita sadar dan tahu kita akan mati apa yang menjadi tugas, fungsi, dan peran kita di dunia ? atau malahan kita baru bahwa manusia mempunyai tugas, fungsi, peran ketika dia hidup di dunia ?.pada bagian berikutnya akan dibahas sebenarnya apa tugas, fungsi dan peran manusia ?.

Read More......

NASEHAT ELANG PADA ANAKNYA

Kau tahu bahwa semua elang hanya pantas bagi sesama Elang
Dengan sepasang sayap masing – masing memiliki hati singa
Harus berani dan hormat diri, sergaplah mangsa yang besar saja
Jangan bersibuk dengan Ayam hutan, Burung Meliwis dan Pipit
Kecuali jika kau ingin melatih kepandaian berburu
Adalah hina, pengecut tanpa berusaha mengeram
Membersihkan paruh kotor dengan mengambil makanan dari tanah
Elang tolong yang meniru Burung pipit yang pemalu
Akan menjumpai nasib malang sebab dialah yang akan menjadi mangsa buruannya
Ku tahu, banyak Elang yang jatuh kedalam debu dimata mangsanya
Oleh karena mereka memilih jalan hidup burung pemakan gandum
Peliharalah martabatmu hingga hidupmu bahagia
Selalulah geram, keras, berani dan kuat dalam perjuangan hidup
Biarlah Ayam hutan yang malang punya tubuh indah dan langsing
Bangunlah dirimu kokoh seteguh tanduk rusa jantan
Apapun kesenangan yang berasal dari kehidupan fana disini
Dating dari hidup yang penuh keberanian, kegiatan dan kecermatan

Nasehat berharga yang telah diberikan Elang pada anaknya
“Jadikan tetesan darahmu kemilaunya berkilat-kilat bagai manikam,

Jangan kehilangan diri dalam pengembalaan seperti domba dan kerbau
Jadikanlah dirimu seperti nenek moyangmu semenjak dulu


Kuingat dengan baik betapa orang tuaku senantiasa menasehatiku begitu

“jangan membangun sarangmu di dasar pohon,ujar mereka
Kita para Elang tak mencari perlindungan di taman dan lading manusia
Surge kita di puncak-puncak gunung, gurun luas dan tebing jurang
Bagi kita haram menjemput bulir-bulir jelai dari tanah
Sebab Tuhan telah member kita ruang yang lebih tinggi yang tak terbatas

Penduduk kelahiran angkasa yang berdiam di bumi
Di mataku lebih buruk dari burung kelahiran bumi
Bagi Elang ladang buruannya adalah karang dan batu jurang
Karang baginya adalah batu gosok untuk mempertajam cakar-cakarnya
Kau adalah salah seorang anak kebuasan yang bermata dingin
Keturunan paling murni dari burung garuda
Jika seekor Elang muda ditantang oleh seekor Harimau
Tanpa mengenal takut ia akan membelalakkan matanya
Terbangmu pasti dan megah seperti terbang malaikat
Dalam nadimu mengalir darah raja purba puncak-puncak gunung
Dibawah kolom langit yang luas ini kau tinggal
Martabatmu terangkat oleh kekuatan
Sasaran apapun tak ditampik oleh matamu
Kau tak boleh meminta makanan dari orang lain kapanpun saja
Baik-baiklah kau membawa diri
Dan dengarkan selalu nasehat yang baik dan luhur

Disadur dari buku “pesan dari Timur”
Karya : M.Iqbal


Read More......

Sayap Burung

Ini adalah kisah yang dialami oleh sebuah keluarga burung. Si induk menetaskan beberapa telor menjadi burung-burung kecil yang indah dan sehat. Si induk pun sangat bahagia dan merawat mereka semua dengan penuh kasih sayang.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Burung-burung kecil inipun mulai dapat bergerak lincah. Mereka mulai belajar mengepakkan sayap, mencari-cari makanan untuk kemudian mematuknya.

Dari beberapa anak burung ini tampaklah seekor burung kecil yang berbeda dengan saudaranya yang lain. Ia tampak pendiam dan tidak selincah saudara-saudaranya. Ketika saudara-saudaranya belajar terbang, ia memilih diam di sarang daripada lelah dan terjatuh, ketika saudara-saudaranya berkejaran mencari makan, ia memilih diam dan menantikan belas kasihan saudaranya. Demikian hal ini terjadi seterusnya.
Saat sang induk mulai menjadi tua dan tak sanggup lagi berjuang untuk menghidupi anak-anaknya, si anak burung ini mulai merasa sedih.

Seringkali ia melihat dari bawah saudara-saudaranya terbang tinggi di langit. Ketika saudara-saudarnya dengan lincah berpindah dari dahan satu ke dahan yang lain di pohon yang tinggi, ia harus puas hanya dengan berada di satu dahan yang rendah. Ia pun merasa sangat sedih.
Dalam kesedihannya, ia menemui induknya yang sudah tua dan berkata, “Ibu, aku merasa sangat sedih, mengapa aku tidak bisa terbang setinggi saudara-saudaraku yang lain, mengapa akau tidak bisa melompat-lompat di dahan yang tinggi aku hanya bisa berdiam di dahan yang rendah?”
Si induk pun merasa sedih dan dengan air mata ia berkata, “Anakku, engkau dilahirkan dengan sayap yang sempurna seperti saudaramu, tapi engkau memilih merangkak menjalani hidup ini sehingga sayapmu menjadi kerdil.”
Hidup adalah kumpulan dari setiap pilihan yang kita buat. Pilihan kita hari ini menentukan bagaimana hidup kita di masa depan.Kita memiliki kebebasan memilih tetapi setelah itu kita akan dikendalikan oleh pilihan kita, jadi berpikirlah sebelum berbuat, sadari setiap konsekuensi dari pilihan yang kita buat



Read More......