UGM menderita kerugian sedikitnya 12 milyar akibat bencana angin puting beliung yang melanda kampus UGM Jumat sore kemarin. Kerugian tersebut berasal dari robohnya beberapa tower jaringan internet dan pemancar radio, kerusakan beberapa kendaraan, komputer, dan kerusakan atap, plafon serta kanofi di hampir semua gedung fakultas dan gedung pertemuan seperti University Club, Wisma Gadjah Mada, Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri, Gelanggang mahasiswa dan sebagainya.
“Perkiraan kerugian akibat kerusakan ringan dan maupun berat kurang lebih sekitar 12 milyar,” ujar Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi Keuangan dan SDM UGM Prof Dr Ainun Naiem MBA kepada wartawan usai rapat membahas dampak kerugian yang ditimbulkan akibat putting beliung dengan para dekan dan pengelola gedung di UGM, Sabtu (8/11) di ruang sidang pimpinan kampus UGM.
Didampingi oleh Direktur Pengelolaan dan Pemeliharaan Asset Dr Singgih Wibowo dan Direktur Perencanaan dan Pengembangan UGM Dr Ir Adam Pamudji Rahardjo MSc, Ainun Naiem menjelaskan bahwa dana sebesar 12 milyar ini akan diminta ke pemerintah, karena menganggap kerusakan ini termasuk kategori kejadian luar biasa yang proses pembiayaannya di luar anggaran universitas.
Lebih lanjut Ainun menambahkan, kerusakan yang terjadi pada atap dan plafon gedung menyebabkan air merembes dan masuk ke ruangan kantor sehingga beberapa komputer dan LCD rusak berat.
“Namun untuk data masih tetap aman, karena kita sudah memiliki backup data sebelumnya,” katanya.
Sementara tumbangmya pohon-pohon di kampus UGM, menurut perhitungan Singgih Wibowo lebih dari seratus pohon, dan kebanyakan pohon yang tumbang ini merusak bererapa kendaraan yang diparkir di bawahnya dan merusak beberapa fasilitas jalan serta menutup akses jalan masuk.
“Secepatnya kita akan mengambil langkah untuk memindahkan pohon-pohon ini dan melakukan berbagai perbaikan segera,” katanya.
Sampai dengan dua hari kedepan, kata Ainun, pihaknya mengusahakan agar aktivitas perkuliahan di UGM dapat berjalan seperti biasanya. Meski ada beberapa ruangan yang belum bisa digunakan maka aakn segera dipindahkan ke ruangan lain yang dianggap tidak mengalami kerusakan.
Terputusnya koneksi internet sejak hari kemarin menurut pengakuan Adam Pamudji, disebabkan terputusnya aliran listrik dari PLN ke Gedung Pusat Pelayanan Teknologi Iinformasi dan Komunikasi (PPTIK). Matinya aliran listrik ini sudah diatasi dengan menggunakan genset, dan UGM sedang mengupayakan kepada pihak PLN untuk segera memperbaiki sambungan aliran listrik ke UGM.
“Sore ini (sabtu) jaringan internet di UGM dapat on line kembali,” katanya.
Namun demikian, jatuhnya tower jaringan internet sebagai titik distribusi jaringan inherent menyebabkan seluruh jaringan inherent yang melalui wireless mati total. Untuk sementara hanya jaringan melalui fiber optic yang bisa berfungsi.
sumber:
UGM
Read More......