“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main saja (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami.” (Q.S.Al.minuun (23) : 115)
“Barang siapa yang mengenaal dirinya,maka dia bias mengenal Tuhannya.” (Al Hadist)
Pernahkah anda bayangkan bayi yang lahir pada zaman sekarang, ia tumbuh menjadi anak-anak, kemudian remaja. Suatu hari ia mulai mengerti bahwa ia sudah menjadi penghuni bumi ini adalah suatu yang pasti dan tidak dapat dielakkan. Kemudian harus menjalani kehidupan yang tidak pernah dimengerti dan dihadapkan pada kondisi yang penuh dengan problema hidup, dan menjadi masahal bagi dirinya. Ini bukanlah paksaan, hal ini sudah menjadi ketetapan bahwa ia harus ada, dan ada yang menjalani kehidupan apa adanya mengikuti keadaan zaman seperti busa di lautan. Hal ini terjadi karena manusia tidak menyadari bahwa keberadaannya di bunia bukan kehendak kuasanya sendiri, dan adapula yang menyadari tetapui mereka bersikap sombong dan bertindak menurut keinginannya sendiri. Seolah-olah ia berkata “ ini hidup saya, saya yang menjalani hidup dan saya bias berbuat apapun dalam hidup saya.”
Padaahal kalau ia sadar ketika ia terlahir ke dunia, dia tidak membawa apa-apa yang pantas untuk dibanggakan, daan juga terlahir sebagai makhluk yang tidak berdaya, tak mampu berbuat sebagai bekal hidupnya. Dengan akalnya ia akan mampu memenuhi kebutuhan hidup bahkan lebih jauh lagi mampu menguasai dunia. Tetapi karena hanya menyadari hidup hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga dia hanya sadar akan eksistensinya dan berusaha mempertahankan ekistensi itu, tetapi di sisi lain ia lupa akan esensi dirinya.
Untuk manusia yang berpikir serius dalam menjalani hidup. Ia tidak akan hanya memikirkan eksistensinya saja tapi juga akan memikirkan apa sebenarnya esensi dirinya ? sejalan dengan latar belakang pengetahuan dan kehidupan yang berbeda, maka cara pandang dan untuk menemukan essensi dirinya pun berbeda sesuai bidang ilmu yang ditekuninya. Contoh: seseoraang menekuni bidang biologi maka dalam menemukan essensi dirinya manusia, bahwa manusia terdiri dari tangan, kaki, kepala, otak, dan organ tubuh lainnya, dimana jika salah satu organ tubuh itu rusak maka manusia itu sakit, dan jika kerusakannya bertambah parah manusia akan mati, sehingga dalam hidupnya hanya memikirkan bagaimana agar tubuhnya tetap sehat yang akhirnya hidupnya hanya untuk memenuhi kebutuhan jasadnya sendiri atau untuk mempertahankan eksistensinya, begitu pula individu-individu yang berlatarbelakang pengetahuan yang berbeda seperti filsafat, sosiologi/antropologi, psikologi, dan lain sebagainya, mereka akan menemukan essensi manusia yang berbeda pula yang pada akhirnya hanya sebatas mempertahankan eksistensinya yang semu.
Mengapa pada akhirnya mereka hanya akan berusaha mempertahankan eksistensinya yang semu saja tanpa menemukan essensinya? Karena dalam proses mememukan essensi dirinya, mereka hanya menggunakan pancaindra (khissi) dan akal pikiran saja (aqli). Sebenarnya dalam menemukan essensi manusia jika kita berpikir dengan akal sehat, dapat diwakili dengan pertanyaan-pertanyaan yang menghantarkan kita untuk menemukan essensi manusia yang seutuhnya, yaitu :
1. Siapa aku ini ?2. Darimana aku ini ?
3. Sedang dimana dan mau apa aku ini ?
4. Tujuan dan akhir hidup aku ini apa ?
Seluruh pertanyaan diatas akan kita coba jawab dengan kita mengetahui proses penciptaan manusia, tujuan, fungsi, peran manusia, dan akhir hidup mkanusia.
Perjalanan manusia Dari pertanyaan-pertanyaan diatas akan melahirkan suatu kesadaran bahwa kita ini dulunya tidak ada, maka ada yang mengadakan, dan akhirnya akan timbul pengakuan akan adanya suatu dzat yang maha kuasa dan mengetahui essensi keberadaan manusia di muka bumi. Dzat yang maha kuasa itulah yang dikenal dengan nama Allah.
Pada dasarnya semua makhluk melalui proses penciptaan, dimana proses penciptaan manusia ada 2 tipe proses :a. Proses Azali
Proses azali adalah proses kejadian penciptaan yang terjadi tanpa hokum sebab akibat yang lazim dan alami. Proses penciptaan manusia yang melalui proses azali adalah Nabi Adam, Siti Hawa, dan Nabi Isa as.
b. Proses AlamiProses alami adalah proses kejadian penciptaan yang mempunyai sifat alamiyu (sesuai dengan hokum alam) dan zamaniyu (berjalan tahap demi tahap dalam kurun waktu tertentu). Dalam prosesnya dibahas pada kronologis perjalanan manusia
Kemudian dari perwujudan kasih saying-Nya diturunkan kitab SUCI yang menjelaskan keberadaan manusia di muka bumi. Kitab Suci yang ada sekarang hanya Al-Quran yang masih terjaga dan terpelihara “ sesungguhnya kamilah yang meenurunkan adz-Dzikru (Al-Quran) dan sesungguhnya kamilah yang akan menjaganya.” (Q.S. Al-Hijr 15:9) maka hanya dibimbing dengan Al-Quran kita dapat menemukaan essensi manusia.
Pertanyaan-pertanyaan mendasar bias terjawab jika kita mengetahui dan memahami serta meyakini bahwa seluruh manusia mengalami tahapan hidup.
Secara umum perjalanan hidup manusia berasal dari MATI lalu diHIDUPkan kemudian diMATIkan lalu diHIDUPKAN kembali dan dikembalikan kepada Allah seperti yang di ungkap dalam Al-Quran.
“mengapa kamu kafir kepaada Allah, padahal kalian asalnya mati, lalu allah menghidupkan kemudian kalian dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali kemudian kepada-Nyalah kalian dikembalikan.” (Q.S. Al Baqarah 2:28)
MATI -- HIDUP (1) -- MATI -- HIDUP (2)
Kita sadar, kitaa tahu, kita yakin bahwa sekarang berada pada HIDUP 1. Pada hidup 1 kita sadar bahwa hanya sementara atau kita tidak yakin bahwa kita akan MATI ? misalkan kita sadar dan tahu kita akan mati apa yang menjadi tugas, fungsi, dan peran kita di dunia ? atau malahan kita baru bahwa manusia mempunyai tugas, fungsi, peran ketika dia hidup di dunia ?.pada bagian berikutnya akan dibahas sebenarnya apa tugas, fungsi dan peran manusia ?.