rss

Pantai Drini, dari Pilar Yunani ke Permadani Hijau


Siapa yang bilang jika Jogja hanya berisi Kraton dan Jalan Malioboro? Daerah istimewa yang populer dengan gudegnya ini sesungguhnya memiliki begitu banyak daerah wisata yang menarik dan memiliki nilai keindahan tersendiri. Selain kawasan wisata budaya, Jogja juga memiliki wisata alam yang menarik untuk terus ditelusuri. Salah satunya adalah hamparan pantai pasir putih yang terdapat di kabupaten Gunung Kidul. Mulai dari pantai Sepanjang, Kukup, Krakal, Siung, dan masih banyak lagi yang lain. Kali ini kita akan berwisata bersama ke salah satu pantai di kabupaten tanah merah ini, Pantai Drini.



Setelah menempuh perjalanan selama 2 jam dari kota Jogja, begitu tiba di Pantai Drini bersiaplah karena Anda akan disambut dengan bau khas salah satu penghuni pantai. Maklum saja karena pantai drini merupakan salah satu kawasan penangkapan ikan. Kapal-kapal yang sengaja diparkir berjejer di sepanjang pantai memang mampu mengecoh kita akan keindahan sesungguhnya. Maka lupakan sejenak bau-bauan tersebut dan mulai melangkah lebih jauh lagi menuju pinggir pantai. Saat itu mungkin Anda baru menyadari sisi menarik dari pantai ini.

Pinggiran pantai yang tertutup karang memiliki permadani hijau rumput laut yang halus menggelitik telapak kaki dan ikan kecil yang tampak berenang kesana kemari. Cukup menyenangkan untuk menjelajahinya, dengan catatan Anda bukan seorang aktivis yang sangat menjaga biota laut. Karena mungkin Anda tidak akan tega menginjak rumput dan beragam biota laut lain didalamnya. Salah seorang teman bahkan berhasil menemukan kelabang laut yang kemudian mendapat julukan 'kelabang cinta'. Entah apa maksudnya.

Oya, jika Anda tertarik pula untuk melakukan perjalanan wisata ke Drini jangan lupakan untuk mendaki bukit. Dengan sedikit usaha, Anda akan menemukan bangunan mirip pilar-pilar Yunani di sana. Memang bukan pilar yang sesungguhnya, karena tipisnya setiap pilar, namun semua kembali pada imajinasi Anda. Keuntungan lain yang bisa dapatkan dari mendaki bukit tentu saja adalah pemandangan indah pantai dengan beberapa kapal nelayan yang pulang berlayar. Jika Anda salah satu warga Indonesia yang melindungi diri dari sengatan panas sinar matahari maka ada baiknya jika menyesuaikan waktu bepergian agar dapat tiba di pantai ketika matahari mulai meredup. Sekalian menunggu sunset, misalnya.

Menjelang sore kami sempat menyimak beberapa aktivitas yang dilakukan penduduk di perkampungan sekitar pantai. Selain berlayar rupanya mereka juga memanen rumput laut. Rasa penasaran langsung menyergap, kira-kira untuk apa ya? Melalui percakapan dengan beberapa nelayan yang baru saja menepi, baru ketahuan kalau rumput laut tersebut merupakan pesanan dari perusahaan kosmetik. Wow… bukan tidak mungkin jika kosmetik yang kita gunakan sehari-hari mengandung khasiat rumput laut pantai Drini. Bukan produk negara lain.

Para nelayan ini biasa berangkat pagi-pagi sekali dan pulang sore hari. "Kalau sore begini kebanyakan pulang ke rumah masing-masing, Mbak. Rumah-rumah di sini cuma jadi tempat singgah saja, buat istirahat. Kalaupun ada yang menginap cuma beberapa, kebanyakan tetap memilih pulang ke rumahnya di desa-desa sekitar," ungkap salah seorang nelayan. Padahal sempat terpikir jika di sini merupakan sebuah perkampungan nelayan dengan rumah tinggal tetap. Bagaimana, tertarik untuk membuktikan cerita trulyjogja.com? (dee)
arikel ini ane dapat di http://trulyjogja.com/index.php?action=news.detail&cat_id=1&news_id=1050

0 komentar:


Post a Comment